Solok

Basikakeh Roda Basi di Sawah Solok

Catatan perjalanan menyimak iven Basikakaeh Roda Basi

Solok, Sumatera Barat memang terkenal dengan berasnya yang sangat nikmat, maka dari itu Solok kerap kali dijuluki Kota Beras oleh banyak orang. Bahkan ada juga lagu “Bareh Solok” yang diciptakan oleh Nuskan Syarif dan dipopulerkan oleh penyanyi pop minang seperti Ernie Djohan dan Elly Kasim dan banyak penyanyi lainnya. Bicara tentang beras tak lepas juga dari sawah. Solok juga terkenal dengan sawahnya yang luas dan subur. Contohnya saja sawah di sepanjang jalan Lubuk Sikarah, IV Korong Kota Solok, kita bisa menikmati luasnya hamparan sawah di sana. Baru-baru ini juga terpasang tanda merk dengan ukuran besar bertuliskan “Sawah Solok”. Sebuah ikon yang memberi arti tersendiri bagi kota Solok, mempertegas posisinya sebagai Kota Beras. “Sawah Solok!” dari sini lahberas nikmat itu dipanen, kira-kira seperti itu. Tanda ini pun juga ditujukanuntuk memikat masyarakat yang lewat. Banyak masyarakat Solok dan sekitarnya yang menjadikan ikon tersebut latar untuk berfoto ria. (lebih…)

Lokakarya Mural dan Daur Ulang: Babaliak Ka Pustaka Nagari

Dalam rangka mengaktivasi perpustakaan nagari sebagai ruang berbagi pengetahuan warga Kelurahan, Komunitas Gubuak Kopi bersama pemuda pemudi Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok, menyelenggarakan:

Lokarya

  • Mural 
  • Daur Ulang

*Gratis dan terbuka untuk seluruh warga kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok.

Senin, 26 Desember 2016

09.00 wib – selesai

di Perpustakaan Nagari Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok.


(lebih…)

Bertandang Ke Pustaka Nagari Kelurahan Kampung Jawa, Solok

Catatan Pustaka Nagari Kampung Jawa, Bagian I

Rabu siang (29/10/2016) lalu, sekitar pukul 14:30 aku bersama rekan kerjaku Albert, menghampiri sebuah Pustaka Nagari, yaitu bertempat di Kampung Jawa, Kota Solok. Teman ku memarkirkan kendaraannya di seberang jalan tepatnya di depan Madrasah Ibtidayah, Kampung Jawa. Dari sebarang jalan, di dekat bangunan pustaka, tampak sedang ada perbaikan trotoar dan selokan. Kami menuju pustaka, melangkahi trotoar atau selokan itu. Kami memasuki bangunan perpustakaan yang kecil dan tampak usang itu. Di dalamnya, seorang perempuan tengah duduk sambil mengiris buncis di atas salah satu meja yang berantakan. Kami bersalaman dengannya dan kami memperkenalkan diri, uni itu pun menyambut kami dengan hangat. Ia mempersilahkan kami duduk. Uni Des namanya, dia berdagang gorengan di depan pustaka. Awalnya kami pikir dia adalah pengelola perpustakaan ini, ternyata bukan. Dia hanya berinisiatif membuka pustakan itu setiap kali Ibu Fatmawati (pengelola perpustakaan sebenarnya) tidak hadir. Siang itu Ibu Fatmawati atau yang biasa disapa ibuk Fat sedang sakit, karena kecelakaan yang dialaminya beberapa waktu lalu. (lebih…)

Sejarah Singkat Komunitas Gubuak Kopi di Haluan

Koran Haluan edisi Minggu, 5 Juni 2016, sejarah singkat Komunitas Gubuak Kopi dalam memperkaya pengetahuan seni, budaya, dan media.

 

(lebih…)

Bagamaik dan Praktek Demokrasi di Kampung Jao, Solok

Pada Kamis, 18 Februari 2016 ini, Komunitas Gubuak Kopi berkesempatan menjadi saksi sejarah praktik pembelajaran demokrasi di Kelurahan Kampung Jao (Kampung Jawa) Kota Solok. Malam itu di Galeri Gubuakkopi, berlangsung penyampaian visi-misi calon Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kampung Jao untuk priode 2016-2019. Kegiatan ini dihadiri oleh pihak kecamatan, kelurahan, niniak mamak, alim ulama, ketua pemuda, PKK, bundo kanduang, RT/RW, tokoh masyarakat, dan warga Kelurahan Kampung Jao umumnya. (lebih…)

Kelas Warga: Musik, Lokalitas, dan Pengarsipan

palmer

Pada kesempatan kali Komunitas Gubuak Kopi kedatangan seorang etnomusikolog muda asal Los Angles, Amerika Serikat. Palmer Keen, demikian nama pemuda yang sudah meneliti dan mengamati musik tradisional Indonesia sejak kurang lebih empat tahun terakhir. Beberapa dokumentasi dan hasil penelitianya bisa kita lihat di website yang dikelolannya: http://www.auralarchipelago.com .

Pada 13 Januari 2016 lalu, Palmer datang untuk melakukan beberapa agenda penelitian musik tradisi di Minangkabau bersama Albert Rahman Putra (penulis dan peneliti di Gubuakkopi). Penelitian difokuskan pada beberapa kesenian lokal, lebih tepatnya hanya berkembang dan hanya ditemukan dibeberapa wilayah tertentu saja. Di antaranya adalah Talempong Sambilu atau Talempong Botuang (Silungkang, Sawahlunto), Sirompak (Taeh Baruah, Payakumbuh), Talempong Batu (Suliki), Basijobang (Sungai Tolang), Muluk (Lintau) dan berikutnya Talempong Unggan (Sumpur Kudus). Kesenian-kesenian ini menurut Albert mewakili karakter umum musik yang (pernah_red) berkembang dan ada di Minangkabau: musik rakyat (folklore), ritual (black magic), religius (Minang-Islami), dan musik upacara ke-adat-an (seremonial). (lebih…)

Kilas Observasi Tambang Galian C di Paninggahan dan dampaknya di Nagari Muaropingai dan Saningbaka.

Observasi Tambang Galian C di Paninggahan dan dampaknya di Nagari Muaropingai dan Saningbaka. Menurut keterangan warga tambang sejak tiga tahun terakhir semakin menjadi-jadi: truk semakin banyak, durasi kerja semakin rapat, keadaan ini tidak sesuai dengan kondisi jalanan dan situasi perkampungan yang dilewati truk-truk tambang. Dari keterangan dua bidan di desa tersebut, sejak 2 tahun terakhir, penyakit ISPA meningkat drastis, Asma dan TBC meningkat drastis. Serta, tebalnya kabut jalanan membuat beberapa warung di pinggir jalan akhirnya tutup usaha.

(lebih…)