Sinema Pojok

Sinema Pojok adalah sebuah bioskop non-komersial yang berbasis di Kota Solok, Sumatera Barat, merupakan komitemen Komunitas Gubuak Kopi dalam mendistribusikan pengetahuan sinema melalui kegiatan pemutaran filem reguler. Filem-filem yang diputar adalah filem-filem yang bisa menjadi pilihan tontonan bagi publik. Mulai dari filem klasik maupun kontemporer, filem panjang maupun pendek, filem lokal maupun luar negeri, dan juga film-film dari non arus utama. Ruang ini diadakan sebagai kebutuhan pengadaan suatu ruang bagi pertukaran antar budaya melalui karya audio-visual.
_________________________________________________________________________________________________
Sinema Pojok is a non commercial “cinema” which is based in Solok City, West Sumatera. It is a commitment of Gubuak Kopi community in distributing the knowledge of cinema history through regular film screening. Films that will be screened are films which could be another choice or alternative spectacle for public. Film that will be screened ranging from the classic film, contemporer, feature-length films or short, local or foreign film, activism movies, and films that are considered important in history of cinema. This program is also held as a meeting place for movie lover, critics, and a place to share a amorousness about the history of cinema universe

Pencuri Sepeda

Pencuri Sepeda (Bicycle Thief/Ladri di biciclette) adalah salah satu filem karya Vittorio De Sica yang sering disebut sebagai salah satu filem terbaik sepanjang masa. Pencuri Sepeda dirilis 1948/1949 di Italia. Berlatar situasi politik pasca-perang yang menyebabkan munculnya berbagai krisis  di Italia. Filem ini juga menjadi salah satu karya yang sering kali dibaca sebagai salah satu capaian terbaik dari gerakan neorealisme di Italia pasca-perang dunia. (lebih…)

Nonton Kritik Ala Si Tukang Kibul

Pada penayangan Sinema Pojok kali ini, Komunitas Gubuak Kopi mengajak warga untuk bernostalgia menonton salah satu karya filem Nawi Ismail yang berjudul Benyamin Tukang Ngibul. Filem komedi ini dirilis pada masa orde baru, tahun 1975, masa-masa ketika kritik selalu dibungkam. Dalam penayangan kali ini kita menganggap Nawi Ismail juga merupakan salah satu nama yang menarik untuk dibaca dalam perkembangan sinema di Indonesia, di luar nama-nama agung seperti Usmar Ismail, Teguh Karya, Sjumandjaja, Djajakusuma, dan lainnya. (lebih…)

Literasi Komunitas Filem

Perkembangan aktivisme dan aktivitas seputar sinema di daerah-daerah tidak lepas dari peran komunitas yang ada di dalam dan sekitarnya. Adalah tugas komunitas untuk membaca dan memahami persoalan yang ada di sekitar mereka: menemukan referensi sinema yang berkualitas, dan menggiring diskusi yang produktif di antara masyarakat, baik itu dalam melihat persoalan sosial politik, ekonomi, dan sebagainya. Entah itu akan bermuara pada produksi-distribusi atau dalam bentuk aksi-aksi publik lainnya. Sebelum itu, tentu setiap pelaku komunitas harus memiliki bekal pengetahuan sinema itu terlebih dahulu. Hingga saat ini, umumnya produksi dan distribusi pengetahauan sinema, secara dominan, masih terpusat di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, dan Jogja. Tapi kita tidak boleh lupa, ia nyatanya juga dapat tumbuh dan hidup di kawasan yang sangat kecil, contohnya adalah kawan-kawan di Purbalingga yang telah melakukanya dengan sangat baik (Festival Film Purbalingga). Di tangan pegiat filem Purbalingga, aktivitas dan aktivisme sinema tumbuh menyatu dalam kehidupan masyarakatnya. (lebih…)

Meneguk Film Menyelami Kehidupan

Post berikut adalah tampilan halaman koran Haluan edisi Minggu, 04 September 2016 yang memuat laporan wawancara Juli Ishaq Putra (Wartawan Haluan) terhadap Albert Rahman Putra, selaku peneliti seni dan media di Komunitas Gubuak Kopi , yang berbasis di Kota Solok, Sumatra Barat. Liputan yang berjudul “Meneguk Film Menyelami Kehidupan” ini kurang lebih membahas aktivitas dan aktivisme sinema di Indonesia, terutama di Sumatera Barat. (lebih…)

Sinema Pojok: Roller Coaster & Postcard From the Zoo

Sabtu ini (16/Juli/2016) Komunitas Gubuak Kopi melalui program penayangan reguler filem non-komersil SINEMA POJOK, akan menghadirkan dua filem Edwin di Gallery Gubuakkopi, Solok.
Pertama, “Roller Coaster” salah satu bagian dari kompilasi filem pendek BELKIBOLANG (2010) yang berdurasi 9 menit.Filem ini bercerita tentang sepasang sahabat yang telah lama bersama. Mereka tahu segala cerita pribadi atau masalah satu sama lain. Kali ini disebuah kamar mereka menantang kedekatan mereka untuk saling melihat ketelanjangan mereka. Suasana semakin tegang, dan tanpa mereka sadari waktu telah berakhir.

(lebih…)

Sinema Pojok: Kitorang Basudara & Potongan

Mari, Sabtu ini (25/Juni) Ngabuburit sambil nonton di Sinema Pojok.

Akhir pekan ini kita bakal menayangkan dua filem. Pertama, “Kitorang Basudara” karya sutradara Ninndi Raras/30 minutes/2015/Indonesia/Fiction. Bercerita tentang kakak adik dari Papua, yang berusaha memahami Kota Jogja sementara mereka mencari tempat kos.

Filem kedua ada “Potongan”, sebuah perhatian mendalam mengenai penyensoran filem di Indonesia, khususnya penyensoran yang dilakukan oleh Lembaga Sensor Film (LSF). Disutradarai oleh Chairun Nissa/70menit/Indonesia. (lebih…)

Sinema Pojok: Percakapan Ini & NAY

Mari hadir Sabtu Sore (11/Juni/2016) ini di Bioskop Sinema Pojok.
Minggu ini kita punya dua filem yang bakal tayang: (lebih…)