Arsip Penulis

Mural di Dinding Pustaka Kita

Oleh Raenaldy Andrean

Sebuah dinding pustaka tua yang biasanya kusam dan tak berwarna, sekarang mulai terlihat penuh dengan banyak gambar dan tulisan yang mengundang tawa, hingga membuat banyak mata mulai melirik dan memperhatikan. Banyak warga yang berhenti sejenak, bertanya apa yang pemuda dan remaja lakukan di sana.

Beberapa waktu lalu, sejak 28 Desember 2016 hingga 08 Januari 2017, di Perpustakaan Nagari Kelurahan Kampung Jawa, Solok, Komunitas Gubuak Kopi dan pemuda, serta remaja lokal melakukan kegiatan menggambar di dinding, atau yang juga dikenal dengan seni mural. Kegiatan yang mencolok di persimpangan kelurahan itu, mulai menarik perhatian warga dan banyak orang yang berlalu lalang. Mural dan coretan di dinding sebenarnya masih dianggap hal yang baru untuk sebagian besar warga Solok, termasuk di Kelurahan Kampung Jawa. Sempat beberapa warga mengangap yang dikerjakan oleh pemuda-pemuda tersebut adalah aksi merusak dinding perpustakaan saja. Memang sewaktu itu muralnya belum selesai, dan warga kebingungan. (lebih…)

{Cerpen} Nikah Muda

Oleh Dinova Rilliyade

Matahari jingga mulai runduk ke barat, senja kembali kelam pelan-pelan. Kampung kecil yang asri menjadi tenang menyimak Adzan maghrib bersahut-sahutan di pucuk mushalla, syahdu sekali. Mus keluar rumah tergopoh-gopoh di susul teriakan istrinya yang menggila,

“keluar kau!! tak perlu kau kembali kemari. Jangan sampai ku lihat muka pemalas macam kau.”

Istrinya mengacungkan telunjuk kiri menuju arah tak terdeteksi. Panjang sekali arahnya seolah menunjukkan tempat paling jauh untuk Mus pergi. Dan senja nan damai terbangun oleh pertengkaran sepasang suami istri, menunda ibadah shalat maghrib ibu-ibu tetangga kiri kanan demi menonton keributan yang mengusik tenangnya senja mereka. Mus terusir dengan ucapan selamat tinggal yang mengesankan dan lambaian sapu ijuk ditangan kanan. (lebih…)

Lokakarya Mural dan Daur Ulang: Babaliak Ka Pustaka Nagari

Dalam rangka mengaktivasi perpustakaan nagari sebagai ruang berbagi pengetahuan warga Kelurahan, Komunitas Gubuak Kopi bersama pemuda pemudi Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok, menyelenggarakan:

Lokarya

  • Mural 
  • Daur Ulang

*Gratis dan terbuka untuk seluruh warga kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok.

Senin, 26 Desember 2016

09.00 wib – selesai

di Perpustakaan Nagari Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok.


(lebih…)

Pertemuanku Dengan Ibu Rosmini

Catatan Pustaka Nagari Kampung Jawa, Bagian II

Siang itu (Selasa, 04 Oktober 2016) aku menelfon buk Rosmini, beliau adalah tenaga pengelola bagian layanan teknis Perpustakaan Nagari. Aku dan teman ku Albert masih ingin menanyakan tentang Perpustakaaan Nagari yang berada di Kampung Jawa, Kota Solok. Beberapa hari sebelumnya, kami telah mengunjungi perpustakaan ini, dan bertemu dengan Uni Des, yang menyarankan kami untuk bertemu Ibu Rosmini. Sehari sebelumnya Albert sudah membuat janji dengan Buk Ros, tapi beliau tak kunjung tiba. Aku memutuskan untuk menelfon buk Rosmini siangnya, Buk Ros pun mengatakan ia akan mengunjungi kantor kami (sekretariat Gubuak Kopi, masih berada di Kampung Jawa). (lebih…)

Bertandang Ke Pustaka Nagari Kelurahan Kampung Jawa, Solok

Catatan Pustaka Nagari Kampung Jawa, Bagian I

Rabu siang (29/10/2016) lalu, sekitar pukul 14:30 aku bersama rekan kerjaku Albert, menghampiri sebuah Pustaka Nagari, yaitu bertempat di Kampung Jawa, Kota Solok. Teman ku memarkirkan kendaraannya di seberang jalan tepatnya di depan Madrasah Ibtidayah, Kampung Jawa. Dari sebarang jalan, di dekat bangunan pustaka, tampak sedang ada perbaikan trotoar dan selokan. Kami menuju pustaka, melangkahi trotoar atau selokan itu. Kami memasuki bangunan perpustakaan yang kecil dan tampak usang itu. Di dalamnya, seorang perempuan tengah duduk sambil mengiris buncis di atas salah satu meja yang berantakan. Kami bersalaman dengannya dan kami memperkenalkan diri, uni itu pun menyambut kami dengan hangat. Ia mempersilahkan kami duduk. Uni Des namanya, dia berdagang gorengan di depan pustaka. Awalnya kami pikir dia adalah pengelola perpustakaan ini, ternyata bukan. Dia hanya berinisiatif membuka pustakan itu setiap kali Ibu Fatmawati (pengelola perpustakaan sebenarnya) tidak hadir. Siang itu Ibu Fatmawati atau yang biasa disapa ibuk Fat sedang sakit, karena kecelakaan yang dialaminya beberapa waktu lalu. (lebih…)

Literasi Komunitas Filem

Perkembangan aktivisme dan aktivitas seputar sinema di daerah-daerah tidak lepas dari peran komunitas yang ada di dalam dan sekitarnya. Adalah tugas komunitas untuk membaca dan memahami persoalan yang ada di sekitar mereka: menemukan referensi sinema yang berkualitas, dan menggiring diskusi yang produktif di antara masyarakat, baik itu dalam melihat persoalan sosial politik, ekonomi, dan sebagainya. Entah itu akan bermuara pada produksi-distribusi atau dalam bentuk aksi-aksi publik lainnya. Sebelum itu, tentu setiap pelaku komunitas harus memiliki bekal pengetahuan sinema itu terlebih dahulu. Hingga saat ini, umumnya produksi dan distribusi pengetahauan sinema, secara dominan, masih terpusat di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, dan Jogja. Tapi kita tidak boleh lupa, ia nyatanya juga dapat tumbuh dan hidup di kawasan yang sangat kecil, contohnya adalah kawan-kawan di Purbalingga yang telah melakukanya dengan sangat baik (Festival Film Purbalingga). Di tangan pegiat filem Purbalingga, aktivitas dan aktivisme sinema tumbuh menyatu dalam kehidupan masyarakatnya. (lebih…)

Meneguk Film Menyelami Kehidupan

Post berikut adalah tampilan halaman koran Haluan edisi Minggu, 04 September 2016 yang memuat laporan wawancara Juli Ishaq Putra (Wartawan Haluan) terhadap Albert Rahman Putra, selaku peneliti seni dan media di Komunitas Gubuak Kopi , yang berbasis di Kota Solok, Sumatra Barat. Liputan yang berjudul “Meneguk Film Menyelami Kehidupan” ini kurang lebih membahas aktivitas dan aktivisme sinema di Indonesia, terutama di Sumatera Barat. (lebih…)